Honda Logo
Menu

Senin, 08 September 2014

SISTEM SUSPENSI

Sistem suspensi kendaraan terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenyamanan. Komponen suspensi terdiri dari pegas, shock absorber, ball joint, stabilizer, bar, strut bar, suspension arm, bumper. Jenis suspensi dibagi menjadi 3 yakni Suspensi Independen, Rigid axle dan Special suspension dengan penggolongan pada gambar di bawah:
KOMPONEN UTAMA SUSPENSI
I. PEGAS
Pegas terbuat dari baja dan berfungsi untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan dan getaran roda-roda agar tidak ke bodi.
a. Pegas Coil

 b. Pegas Daun

 c. Pegas Batang Torsi
 II. SHOCK ABSORBER
Shock absorber berfungsi untuk meredam oskilasi (gerakan naik-turun) pegas saat menerima kejutan dari permukaan jalan.
Cara Kerja Shock absorber.
Pada bagian dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak shock absorber.
Saat Kompresi Katup terbuka, minyak dapat mengalir dengan mudah sehingga tidak terjadi peredaman.
Saat Ekspansi Katup tertutup, minyak mengalir melalui orifice (lubang kecil) sehingga terjadi peredaman.
Tipe Shock Absorber
a. Penggolongan Menurut Cara Kerja
* Shock absorber kerja tunggal (single action)

Efek meredam hanya terjadi saat ekspansi. Sebaliknya saat kompresi tidak terjadi peredaman.
* Shock absorber kerja ganda (double action)

Saat ekspansi dan kompresi selalu terjadi peredaman.
b. Penggolongan Menurut Konstruksi
* Shock absorber tipe mono tube


 Dalam shock absorber terdapat satu silinder tanpa reservoir. 
 * Shock absorber tipe twin tube
Dalam shock absorber terdapat pressure dan outer chamber yang membatasi working chamber dan reservoir chamber.
c. Penggolongan Menurut Medium Kerja
* Shock absorber tipe hidraulis, di dalamnya terdapat minyak shock absorber sebagai media kerja.
 * Shock absorber tipe gas, shock absorber tipe gas ini adalah shock absorber hidraulis yang diisi dengan gas.

Gas yang biasa digunakan adalah nitrogen, yang dijaga pada tekanan rendah 10–15 kg/cm2 (Gambar 1)
atau tekanan tinggi 20–30 kg/cm2 (Gambar 2).
III. BALL JOINT
Ball joint berfungsi untuk menerima beban vertikal dan lateral, juga sebagai sumbu putaran roda saat kendaraan membelok.
Pelumas Ball Joint
Pada bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan yang setiap interval tertentu harus diganti dengan tipe molibdenum disulfide lithium base. Pada tipe ball joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak diperlukan penggantian gemuk.
 IV. STABILIZER BAR
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal saat kendaraan membelok. Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya dipasang pada ke dua lower arm melalui bantalan
karet dan linkage. Pada bagian tengah ke frame pada dua tempat melalui bushing.

Cara Kerja
Umumnya pada saat kendaraan membelok , pegas roda bagian luar (outer spring) mengembang dan pegas roda bagian dalam (inner spring) tertekan akibatnya stabilizer bar akan terpuntir karena ujung satunya bergerak ke atas dan lainnya ke bawah. Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran. Tahanan ini

berfungsi mengurangi body roll dan memelihara bodi dalam kemiringan yang aman
V. STRUT BAR
Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju-mundur, saat menerima kejutan dari jalan atau dorongan akibat terjadinya pengereman.

VI. BUMPER
Bumper berfungsi sebagai pelindung komponen-komponen suspensi saat pegas mengkerut atau mengembang di luar batas maksimum.


TIPE DAN KARAKTERISTIK SUSPENSI
I.  SUSPENSI  RIGID
Pada suspensi rigid roda kiri dan kanan dihubungkan oleh satu poros (axle) dan banyak digunakan pada suspensi depan dan belakang kendaraan niaga (truck) juga suspensi belakang mobil penumpang. Hal ini karena konstruksinya kuat dan sederhana.
II. SUSPENSI INDEPENDENT
Pada suspensi independent roda kiri dan kanan tidak dihubungkan oleh satu poros (axle) Kedua roda dapat bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi. Digunakan pada suspensi depan mobil penumpang dan truck kecil juga suspensi belakang mobil penumpang.

SISTEM SUSPENSI DEPAN
I. TIPE MACPHERSON STRUT

II. TIPE MACPHERSON DENGAN LOWER ARM BERBENTUK L



III. TIPE DOUBLE WISHBONE DENGAN PEGAS COIL
IV. TIPE DOUBLE WISHBONE DENGAN BATANG TORSI


V. PEGAS DAUN PARALEL (PARALLEL LEAF SPRING)
* Under Slung Parallel Leaf Spring



* Over Slung Parallel Leaf Spring


SISTEM SUSPENSI BELAKANG
I. TIPE INDEPENDEN

Ada tiga jenis dasar suspensi belakang: independen, poros semi-independen dan hidup. Masing-masing sistem suspensi ini memiliki variasi khas mereka sendiri, tetapi prinsip-prinsip umum dan jenis komponen yang relatif mirip dengan sistem suspensi depan. Sistem suspensi belakang independen dapat ditemukan pada kedua kendaraan berpenggerak roda belakang, depan, dan 4-wheel drive. Mereka memanfaatkan kelompok kontrol yang memungkinkan satu roda untuk bergerak secara terpisah dari roda lainnya.
Sistem suspensi belakang semi-independen yang sering ditemukan pada kendaraan penggerak roda depan. Sistem ini memanfaatkan
cross members, yang menghubungkan ke dua trailing arm. Terlepas dari kenyataan bahwa ada hubungan yang solid dengan cross member dan trailing arm, cross member akan memutar dengan masing-masing naik dan turun pergerakan roda. Tindakan memutar ini memberikan tidak hanya gerakan semi-independen, tetapi juga efek stabilizer.
Sistem suspensi hidup poros belakang biasanya ditemukan pada kendaraan berpenggerak roda belakang dan four wheel drive. Sistem ini terdiri dari daun atau coil springs digunakan dalam hubungannya dengan poros hidup, yang merupakan diferensial poros, bantalan roda, dan rem beroperasi sebagai satu unit.

Suspensi belakang, secara umum, bisa jauh lebih sederhana daripada suspensi depan karena semua mereka harus lakukan adalah mendukung belakang kendaraan dan memberikan semacam kontrol suspensi. Namun, beberapa suspensi belakang, terutama yang ditemukan pada mobil sport, yang cukup kompleks.
Semi-independen poros yang digunakan di banyak Rear-wheel-drive kendaraan saat ini.
Ini adalah suspensi strut dengan coil spring, shock absorber dan strut digabungkan dalam satu rakitan. Perakitan ini melekat pada tubuh dan poros roda. Dalam hal ini jenis suspensi lengan kontrol bawah, strut dan poros belakang biasanya meningkat pada beberapa jenis sub-frame, yang melekat pada badan kendaraan.
 
Ini adalah suspensi belakang independen digunakan pada banyak kendaraan sporty. Coil Spring yang digunakan antara Control Arm dan badan kendaraan, dan poros Control Arm pada cross-member dan melekat pada ujung lainnya ke sebuah kumparan. Sebuah shock absorber melekat pada kumparan atau Control Arm untuk menyerap getaran.
 Ini adalah suspensi belakang non-independen. Ini berbeda dari desain serupa lainnya yang coil springs mengganti leaf springs, dan Strut Rods dan Kontrol Arm berfungsi untuk posisi poros belakang(Rear Axel).

II. TIPE PEGAS DAUN PARAREL
Tipe axle yang biasa menggunakan suspensi tipe ini disebut live axle yaitu satu unit terdiri dari differential, axle shaft dan wheel hub.
Shackle berfungsi untuk mengimbangi perubahan panjang leaf spring karena beban Rubber Bushing berfungsi untuk menyerap getaran agar tidak pindah ke bodi.

III. TIPE SEMI-TRAILING ARM


IV. TIPE STRUT DUAL-LINK

V. TRAILING ARM DENGAN TWIST BEAM


VI. PEGAS DAUN PARAREL DENGAN HELPER SPRING

VII. TIPE TRUNNION

OSKILASI DAN KENIKMATAN KENDARAAN
I. SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT
Sprung weight adalah berat bodi dan lain-lainnya yang ditopang oleh pegas.
Unsprung weight adalah berat roda dan komponen-komponen mobil yang tidak ditopang oleh
pegas.
Pada umumnya makin besar sprung weight dari suatu kendaraan akan menjadikan kendaraan lebih nyaman karena kemungkinan bodi untuk terguncang kecil.

II. OSKILASI SPRUNG WEIGHT
Oskilasi sprung weight terdiri dari bouncing, yawing, rolling, pitching.
  • Pitching adalah oskilasi turun naik bagian depan dan belakang kendaraan terhadap titik tengah (titik berat) kendaraan dilihat dari samping kendaraan. Disebabkan oleh pegas-pegas lemah.
  • Rolling terjadi saat kendaraan membelok atau melalui jalan bergelombang, salah satu pegas mengembang dan pegas lain mengkerut.
  • Bouncing adalah gerakan naik-turun kendaraan secara keseluruhan, saat melalui jalan bergelombang dengan kecepatan tinggi. Disebabkan oleh pegas-pegas lemah.
  • Yawing adalah gerakan bodi kendaraan ke arah kanan dan kiri terhadap titik tengah kendaraan dilihat dari atas kendaraan.
III. OSKILASI UNSPRUNG WEIGHT
  • Hopping adalah gerakan ke atas ke bawah roda-roda yang biasanya terjadi pada jalan bergelombang pada kecepatan sedang dan tinggi.
  • Tramping adalah gerakan oskilasi turun-naik pada arah yang berlawanan pada roda kiri dan kanan. Tramping mudah terjadi pada suspensi tipe rigid.
  • Wind up adalah gejala dimana pegas daun melintir disekeliling poros yang disebabkan moment penggerak kendaraan.

sumber: Isuzu

Tidak ada komentar :

Posting Komentar